Laboratorium merupakan pusatnya aktivitas ilmiah, eksperimen, riset, dan percobaan. Setiap hari tenaga yang bekerja di laboratorium berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai bahan-bahan kimia. Bahan-bahan itu memiliki sifat yang berbeda-beda, ada yang aman, dan ada juga yang berbahaya serta mudah terbakar. Jika ceroboh atau melakukan kesalahan, bisa saja risiko yang dialami oleh pekerja laboratorium akan fatal.
Selain cairan yang mudah terbakar, ada juga banyak bahan kimia korosif yang disimpan di laboratorium. Karena itulah penting untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan kimia yang berada di laboratorium. Berikut ini telah dikelompokkan sifat-sifat bahan kimia berikut dengan cara penyimpanannya.
Berbagai Jenis Bahan Kimia di Laboratorium dan Penyimpanannya
Jenis Bahan Kimia Mudah Terbakar
Dalam laboratorium sering kali dilakukan aktivitas pembakaran cairan atau larutan. Karena itulah penting untuk berhati-hati dan menghindarkan cairan-cairan yang mudah terbakar supaya menghindari risiko kebakaran dan ledakan. Berikut ini adalah cara penyimpanan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar:
- Letakkan pada tempat yang lumayan dingin supaya menghindari penyalaan secara tidak sengaja,
- Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api,
- Jauhkan lokasi penyimpanan dengan lokasi pembakaran ketika eksperimen,
- Pisahkan antara bahan oksidator kuat (bahan yang mudah panas dengan sendirinya atau mudah panas jika bereaksi dengan udara atau uap air) dengan lokasi penyimpanan,
- Letakkan alat pemadam api di sekitar tempat penyimpanan sehingga gampang di gapai,
- Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan,
- Pasang larangan merokok di sekitar lokasi penyimpanan,
- Pada daerah penyimpanan dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik.
Jenis Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam
Asam jika bereaksi dengan beberapa bahan kimia akan menghasilkan uap asam dan hawa panas yang nantinya memicu kebakaran. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan berventilas supaya sejuk, berventilasi. Selain itu periksa secara berkala sumber penyalaan api bahkan jika perlu singkirkan jauh-jauh. Kemudian cat dengan cat yang kebal terhadap bahan asam jika konstruksi penyimpanan terbuat dari logam.
Jenis Bahan Kimia Korosif
Contoh bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. Oleh karena itu ada special corrosive chemical storage untuk kelompok bahan-bahan ini.
The Globally Harmonized System (GHS) klasifikasi dan pelabelan bahan kimia mendefinisikan kelas ‘korosif terhadap logam’ sebagai “suatu zat atau campuran, yang oleh tindakan kimia akan merusak material, atau bahkan menghancurkan, logam.”
Substansi dengan nilai pH 0 hingga kurang dari 7 dianggap asam. Asam dengan pH di bawah 2 bersifat korosif. Mereka menyerang dan secara perlahan menghancurkan logam seperti baja. Asam hidroklorat, asam sulfat dan asam nitrat adalah semua asam korosif yang digunakan dalam uji laboratorium.
Basa adalah zat dengan nilai pH di atas 7 hingga 14. Basa atau cairan alkali dengan pH di atas 12,5 memiliki efek korosif yang sama dengan asam. Mereka juga menyerang logam dan menggerogoti materi sedikit demi sedikit. Kalsium hidroksida adalah basa korosif umum. Syarat special corrosive chemical storage ini adalah sebagai berikut:
- Disimpan pada ruangan dingin dan berventilasi
- Wadah tertutup dan beretiket
- Dipisahkan dari zat-zat beracun.
Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya sangat diperlukan. Karena jika mengabaikannya maka akan menimbulkan bahaya yang tidak diinginkan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.