Bahan Kimia di Laboratorium

Bahan Kimia di Laboratorium

Seperti yang kita ketahui, laboratorium adalah ruangan yang penuh dengan atmosfer pengetahuan namun juga bisa menjadi medan yang sangat berbahaya. Para peneliti dikelilingi oleh unsur-unsur berbahaya, dari mikroba infeksi hingga virus dan bahan kimia di laboratorium. Bagi para personil laboratorium, bahan yang ada di sekeliling mereka pasti berguna jika digunakan dengan semestinya.

Namun, di antara semua bahan tersebut, ada setidaknya sepuluh bahan kimia yang termasuk ke dalam bahan berbahaya yang bisa menjadi racun mematikan jika salah dalam penggunaannya.

Daftar Bahan Kimia di Laboratorium yang Berbahaya

Asetonitril

Hati-hati dengan bahan penyebab iritasi yang mudah terbakar ini. Setelah pelarut ini dihirup, dicerna, atau diserap melalui kulit, ia dapat berubah menjadi sianida.

Khloroform

Bahan ini mudah menguap dan dapat mengiritasi kulit, mata, dan paru-paru. Bahan ini juga bertindak sebagai anestesi yang menekan sistem saraf pusat. Begitu masuk ke dalam tubuh, ia berubah menjadi phosgene yang sangat beracun, senjata kimia yang digunakan selama Perang Dunia I.

Dimethyl Sulfoxide (DMSO)

DMSO adalah pelarut yang sangat baik sehingga mengambil apa pun yang terlarut bersama dengan itu! Pastikan untuk mengenakan sarung tangan karet butil Anda jika Anda melarutkan racun dalam jumlah besar (seperti neurotoxic pestisida rotenone) di DMSO.

Formaldehida

Ketika menggunakan bahan ini, jangan lupa untuk memanfaatkan lemari asam, karena formaldehid dapat menyebabkan dermatitis, sinusitis, dan asma! Dan jangan menyandingkan formaldehyde dengan asam hidroklorik, karena bersama-sama mereka membentuk karsinogen ampuh, yaitu bis-chloromethyl ether.

2-Mercaptoethanol

2-mercaptoetanol adalah zat korosif yang mudah terbakar, dapat merusak kulit dan selaput lendir, dan menyebabkan kejang laring, pneumonitis, dan edema paru ketika terhirup.

Metanol

Seperti pelarut yang mudah menguap lainnya, metanol dapat dengan mudah memasuki tubuh melalui paru-paru, usus, atau kulit. Begitu masuk, metanol berubah menjadi asam format, yang menyebabkan asidosis metabolik dan toksisitas retina yang membutakan.

Sodium Azide

Pengawet yang populer ini adalah bahan pengiritasi kulit yang sangat beracun yang dapat menyebabkan sakit kepala, tekanan darah rendah yang berbahaya, dan bahkan gagal jantung. Jadi, jangan tuangkan natrium azida ke bak cuci tempat ia dapat bereaksi dengan tembaga dan pipa timah karena dapat membentuk zat yang sangat eksplosif!

Sodium Hydroxide

Ketika mata Anda terkena cairan ini, maka asam pekat yang menjadi sifat kandungannya dapat merusak mata dan juga jaringan lainnya. Jadi selalu kenakan kacamata Anda ketika menggunakan bahan kimia di laboratorium.

Sodium Hypochlorite

Dalam larutan, bahan ini bisa menjadi pemutih dan anti-mikroba yang sangat baik karena merupakan oksidan yang kuat dan korosif. Tetapi pemutih juga dapat benar-benar menyebabkan dermatitis karena kontak alergi. Pemaparan masa depan kemudian dapat memicu reaksi kulit.

Tetrahidrofuran (THF)

THF adalah pelarut yang mudah terbakar. Seiring waktu, THF menghasilkan peroksida yang sangat sensitif terhadap ledakan. Jika THF menguap, peroksida akan berkonsentrasi pada larutan yang tersisa. Bahkan sedikit menabrak wadah yang mengandung peroksida terkonsentrasi dapat menyebabkan ledakan.

Walaupun bahan di atas sangat berbahaya, namun menggunakan mereka dengan cara yang tepat tidak akan menimbulkan masalah. Selain itu, Anda juga harus mematuhi semua prosedur yang sudah ditetapkan di laboratorium demi keamanan dan keselamatan Anda serta semua personil laboratorium yang bekerja bersama Anda.

Semoga daftar ini mengingatkan Anda untuk memperlakukan bahkan bahan kimia sehari-hari dengan sedikit hati-hati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *